PROSEDUR PRAKTIKUM PENGUJIAN TARIK

PRAKTIKUM PENGUJIAN TARIK

1.1. Tujuan Pengujian:
1. Untuk membandingkan kekuatan maksimum beberapa jenis logam (besi tuang, baja,
tembaga dan alumunium)
2.  Untuk membandingkan titik luluh logam-logam tersebut
3.  Untuk membandingkan tingkat keuletan logam-logam tersebut, melalui penghitungan  % elongasi dan % pengurangan luas.
4.  Untuk membandingkan fenomena necking pada logam-logam tersebut.
5.  Untuk membandingkan modulus elastisitas dari logam-logam tersebut.
6.  Untuk membuat, membandingkan serta menganalisis kurva tegangan-regangan, baik
kurva rekayasa maupun sesungguhnya dari beberapa jenis logam.
7.  Untuk membandingkan tampilan perpatahan (fraktografi) logam-logam tersebut dan  menganalisisnya berdasarkan sifat-sifat mekanis yang telah dicapai.

1.2. Prasyarat:  Sebelum anda melakukan modul praktikum ini, anda harus:
1.  Membaca Teori Dasar Praktikum Metalurgi Fisik (Bab 1) dan buku-buku teks yang  dianjurkan;
2.  Membaca buku prosedur panduan praktikum Metalurgi Fisik ini;
3.  Menyelesaikan Laporan Pendahuluan Praktikum (prelab report) dan menyerahkannya  kepada asisten penanggung jawab/koordinator praktikum;
4.  Lulus tes pendahuluan.
1.3. Peralatan dan material:
1.  Universal testing machine, Servopulser Shimadzu kapasitas 30 ton

2.  Caliper dan/atau mikrometer
3.  Spidol permanen atau penggores (cutter)
4.  Stereoscan macroscope.
5.  Sampel uji tarik (besi tuang, baja, tembaga dan alumunium).
1.4. Prosedur:
1. Ukurlah dimensi (diameter rata-rata) dari benda uji dengan menggunakan caliper atau mikrometer. Buatlah sketsa dari benda uji dan masukkan hasil pengukuran dimensi tersebut pada lembar data Anda.

2. Tandailah panjang ukur (gauge length) berupa jarak antara dua titik pada benda uji dengan menggunakan penggores (cutter) atau spidol permanen. Buatlah panjang ukur yang simetris dengan panjang benda uji keseluruhan dan mengacu kepada standar (ASTM atau JIS) 
3.  Pasanglah benda uji dengan hati-hati pada grip mesin uji Shimadzu. Pada tahap ini anda akan didampingi oleh teknisi lab . Catatlah setiap langkah operasional setting pengujian dengan seksama.
4.  Mulailah penarikan dan perhatikan dengan baik mekanisme deformasi yang terjadi pada benda uji serta tampilan grafik beban-perpanjangan yang terlihat pada recorder Teruskan pengamatan hingga terjadinya beban maksimum dan dilanjutkan dengan necking lalu perpatahan 
5.  Tandailah pada grafik beban-perpanjangan titik-titik terjadinya beban maksimum dan perpatahan.
6.  Lepaskan benda uji dari grip mesin uji, satukan kembali patahan benda uji dan ukurlah panjang akhir (
L ) antara dua titik (gauge marks). Ukurlah pula diameter akhir dari bagian benda uji yang mengalami necking. Catatlah hasil-hasil pengukuran ini di dalam lembar data.  f
7.  Amati dan catat karakteristik tipe perpatahan yang terjadi dengan menggunakan  stereoscan macroscope. Buatlah sketsa tampak samping dan permukaan patahan (fractografi) benda uji pada lembar data Anda.   
8.  Lakukanlah pengujian untuk material yang berbeda jenisnya.
9.  Berdasarkan grafik beban-perpanjangan setiap logam, hitunglah dengan formulasi yang sesuai dari nilai-nilai sebagai berikut: (i) titik luluh; (ii) kekuatan tarik maksimum; (iii) persentase elongasi; (iv) persentase pengurangan area; (v) modulus elastisitas.
1.5. Pertanyaan dan Tugas: 
1. Buatlah grafik tegangan-regangan rekayasa dari pengujian tarik yang telah Anda lakukan pada sampel besi tuang, baja, tembaga dan alumunium. Indikasikanlah titik luluh, daerah deformasi elastis dan plastis, kekuatan maksimum dan titik perpatahan.
2.  Dengan formulasi yang Anda susun pada Laporan Pendahuluan, buatlah diagram tegangan-regangan sesungguhnya dari sampel-sampel tersebut. Indikasikanlah dimana mulai terjadinya perbedaan yang signifikan antara grafik ini dengan grafik teganganregangan rekayasa. Berikanlah penjelasan!
3.  Apa makna penting dari nilai-nilai % elongasi dan % pengurangan area dari suatu material? Apakah kedua nilai tersebut sama ataukah berbeda? Mengapa?
4.  Mengapa baja menunjukkan adanya titik luluh sementara besi tuang tidak?
5.  Mengapa besi tuang kelabu secara mekanik dinilai lemah? Ukuran apakah yang dipakai  sehingga dinilai lemah secara mekanis? Bagaimana halnya dengan besi tuang nodular?
6.  Bagaimana perbedaan perpatahan antara baja dan besi tuang?
7. Dari logam-logam yang diuji manakah yang: (i) paling kuat? (ii) paling ulet? (iii) paling  kaku? Dukunglah penilaian anda tersebut dengan data-data hasil pengujian.
8.  Apakah logam yang ulet selalu logam yang tangguh?

Jika Anda sedang bekerja, tidak untuk memburu impian Anda sendiri, kemungkinan besar Anda sedang bekerja untuk mewujudkan impian orang lain. (Anonim)

Nb: Setelah Pengayaan Materi Untuk Prosedur Praktikum Metalurgi yaitu Pengujian Tarik, Ada Baiknya Jika Saudara/i Melihat Link Materi Pengujian Tarik bagian 1
                                   Materi Pengujian Tarik bagian 2

Sekian Posting dari saya, Semoga posting di atas bisa bermanfaat saudara/i.
Tinggalkan Komentar, Jika ada yang Kurang Jelas, Caci maki, Pujian dll.
Like via Facebook dan dapatkan artikel terbaru dari kami saat kami update artikel
Follow/Join This Site Dengan Account Gmail, mail Yahoo, Twitter, AIM, Netlog, dan Open Id Untuk Mendapatkan Artikel dari kami via E-MAIL.

Salam Sejahtra dari Saya Penulis Artike => http://file-education.blogspot.com Situs Bank Materi, Bank Soal, Bank Pembahasan => Matematika, Kimia, Fisika, Makalah, karya Tulis Ilmiah, Semua Materi Kuliah Teknik Mesin.

0 comments:

Posting Komentar