Makalah Pembangunan Berkelanjutan
Makalah Pembangunan Berkelanjutan
Ahirnya setelah lama tidak posting hari ini juga posting makalah pembangunan berkelanjutan, makalah ini sebenranya tugas saya untuk mata kuliah teknik konservasi lingkungan. dan sudah kumpukan hari inni baru sempat mempostingkan makalah ini, untuk kalian semua pembaca site file education.
Ahirnya setelah lama tidak posting hari ini juga posting makalah pembangunan berkelanjutan, makalah ini sebenranya tugas saya untuk mata kuliah teknik konservasi lingkungan. dan sudah kumpukan hari inni baru sempat mempostingkan makalah ini, untuk kalian semua pembaca site file education.
semoga bermanfaat
MAKALAH
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Disusun :
Nama : Agung Styawan
Nrp : 12-2010-052
FAKULTAS TEKNOLOGI ISNDUSTRI
JURUSAN TEKNIK MESIN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan
kehadirat Allah SWT yang mana telah memberi kita taufiq dan hidayah-Nya
sehingga tugas Karya Tulis ini dapat terselesaikan tanpa suatu halangan dan
rintangan yang cukup berarti.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing
kita dari jalan kegelapan menuju jalan Islami.
Tak lupa kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah bersusah payah membantu
hingga terselesaikannya penulisan makalah ini. Semoga semua bantuan dicatat
sebagai amal sholeh di hadapan Allah SWT.
Saya menyadari walaupun saya telah berusaha
semaksimal mungkin dalam menyusun Makalahsederhana ini, tetapi masih
banyak kekurangan yang ada didalamnya. Oleh karena itu, segala tegur sapa
sangat saya harapkan demi perbaikan tugas ini. Saya berharap akan ada guna dan
manfaatnya Karya Tulis ini bagi semua pembaca. Amin.
Penulis,
ABSTRAK
Pembangunan berkelanjutan
merupakan suatu bentuk baru dalam pembangunan dengan melihat aspek lingkungan
dan pemanfaatan sumber daya untuk jangka panjang. Pembangunan berkelanjutan
juga terkait dengan aspek ekonomi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kemiskinan
menjadi aspek yang menjadi fokus dalam perekonomian. Kebijakan pemerintah
banyak dilakukan dalam pemulihan sistem perekonomian dan penurunan kemiskinan.
Salah satunya adalah Bantuan Langsung Tunai. Keterkaitan antara BLT dan
pembangunan berkelanjutan dapat dilihat dari manfaat jangka panjang dari
program
RINGKASAN
Masalah kemiskinan banyak
dikaitkan dengan pembangunan ekonomi. Namun dalam pelaksanaan pembangunan
ekonomi terkadang kurang memperhatikan keadaan untuk jangka panjang. Mengatasi
hal tersebut, pembangunan berkelanjutan dapat menjadi suatu bentuk rancangan
yang dapat digunakan. Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu pembangunan
yang memperhatikan keberlanjutan untuk jangka panjang. Pembangunan
berkelanjutan menjadi model pembangunan yang memperhatikan segi sumber daya dan
juga lingkungan.
Pembangunan yang dilakukan di
Indonesia berubah seiring dengan perubahan sistem pemerintahan yang terjadi.
Sisa-sisa pembangunan di setiap pemerintahan ada yang memberikan dampak pada
kenaikan tingkat kemiskinan. Pembangunan sebagai penyebab kemiskinan terkait
dengan adanya utang yang belum dilunasi dan pihak terkait yang lepas tangan
akan keadaan tersebut. Pelaksanaan kebijakan dan pembangunan untuk mengatasi
kemiskinan pun menjadi hal yang banyak menjadi sorotan untuk segera dibenahi.
Salah satunya Bantuan Langsung Tunai (BLT)
BLT dianggap sebagai salah satu
solusi cepat untuk mengatasi kenaikkan harga BBM pada tahun 2008. Pelaksanaan
kebijakan ini diharapkan dapat membantu meringankan keadaan rakyat miskin,
walaupun dalam prakteknya masih kurang tepat sasaran. Pemberian BLT juga dapat
dikaitkan dengan model pembangunan berkelanjutan. Kaitan yang terlihat adalah
dimana keadaan penerima BLT merupakan masyarakat yang digolongkan miskin.
Mereka bisa diaktakan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup apalagi untuk
memikirkan masalah lingkungan yang menjadi salah satu aspek dalam model
pembangunan berkelanjutan. Untuk itu dapat dilihat bahwa penerimaan BLT tidak
memberikan suatu kontribusi bagi pembangunan yang berkelanjutan.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................
ii
ABSTRAK............................................................................................................ iii
RINGKASAN...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
I.1.
Latar Belakang.................................................................................... 1
I.2.
Rumusan Masalah............................................................................... 2
I.3.
Tujuan / Manfaat................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
II.1. Pengertian Pembangunan
Berkelanjutan........................................... 3
II.2.
Pembangunan,
Kemiskinan, dan Program Pemerintah...................... 5
II.2.1. Pembangunan yang
dilakukan di Indonesia....................... 5
II.2.2.Kemiskinan
dan hubungan eratnya dengan
pembangunan 6
II.2.3.
Program pemerintah sebagai pembangunan untuk mengatasi kemiskinan 8
II.3. Bantuan Langsung
Tunai (BLT), Suatu Solusi Cepat....................... 8
II.3.1. BLT sebagai kompensasi kenaikan BBM......................... 9
II.3.2. Penggunaan BLT oleh
masyarakat................................. 10
II.4. BLT dalam Model
Pembangunan Berkelanjutan................................. 10
BAB III PENUTUP............................................................................................. 12
III.1
Kesimpulan....................................................................................... 12
III.2
Saran................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Persoalan
kemiskinan bukan hal baru bagi masyarakat Indonesia. Berbagai program
pemerintah mulai bergulir untuk mengatasi atau paling tidak mengurangi angka
kemiskinan. Kebutuhan hidup dirasakan sulit terpenuhi bagi masyarakat miskin
terutama di kota dan pinggirannya. Program-program yang dilaksanakan pun belum
tentu dapat menyelesaikan permasalahan ini. Bahkan terkadang menimbulkan
permasalahan baru yang harus diselesaikan selanjutnya.
Banyak
program pemerintah yang memberikan bantuan dalam berbagai hal untuk mengurangi
angka kemiskinan. Beberapa diantaranya Bantuan Langsung Tunai (BLT), beras
masyarakat miskin (raskin), bantuan operasional sekolah, dan program keluarga
harapan. Program yang menjadi fokus disini adalah Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Program ini diberlakukan untuk mengantisipasi akibat kenaikan harga BBM bagi
masyarakat miskin agar tetap mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. BLT merupakan
suatu program yang diharapkan nantinya dapat menimbulkan kemandirian dengan
penggunaan dana yang sebaiknya.
Kemandirian
yang ada terkait dengan hubungannya dengan pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang tidak hanya mencari
pertumbuhan dalam hal ekonomi melainkan juga dari segi pembangunan manusia dan
lingkungannya. Indonesia telah mengalami model pembangunan yang berbeda selama
lebih dari 64 tahun merdeka. Perjalanan dalam pembangunan menjadi suatu
pemikiran yang perlu direncanakan agar Indonesia menjadi lebih maju.
Pembangunan
tentunya berkaitan dengan kebijakan pemerintah dalam sistem pembangunan yang
diterapkannya. Program yang dilaksanakan untuk pembangunan seperti sudah
dijelaskan sebelumnya banyak macamnya. Pelaksanaan program yang ada menuntut
keefektifitasan serta kaitannya dengan pembangunan yang berkelanjutan.
Perubahan yang diharapkan dari pembangunan itu sendiri salah satunya yaitu
memberikan kemandirian. Kemandirian inilah yang membuat suatu pembangunan bisa
menjadi berkelanjutan. Oleh karena itu, melalui realisasi program pemerintah,
khususnya BLT, akan dilihat kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan yang
terikat dengan kemandirian.
I.2. Perumusan Masalah
Melihat
adanya ketidak efektifan pembagian BLT tersebut menimbulkan pertanyaan yang
berarti mengenai pengaruhnya akan pembangunan yang berkelanjutan seperti yang
disebutkan sebelumnya. Permasalahan yang akan dikaji dari keadaan tersebut
yaitu:
- Apa pengertian pembangunan berkelanjutan dan bagaimana pembangunan di Indonesia?
- Bagaimana penggunaan BLT oleh masyarakat miskin untuk peningkatan taraf hidupnya?
- Dan yang paling penting dapatkah realisasi BLT dikaitkan dengan model pembangunan yang berkelanjutan?
I.3. Tujuan dan Manfaat
Pembahasan
mengenai Hubungan Pembangunan yang Berkelanjutan Dengan Progam Bantuan Langsung
Tunai bertujuan untuk memberikan gambaran jalannya program BLT yang
dilaksanakan. Program BLT tersebut memiliki pengaruh yang cukup besar bagi
masyarakat miskin. Oleh karena itu, dapat terlihat perubahan yang terjadi dari
segi sosial masyarakat yang menerima bantuan tersebut. Kajian ini juga akan
memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang pengaruh program BLT dari segi
positif maupun negatif serta kaitannya bagi pembangunan.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Pengertian Pembangunan Berkelanjutan
Indonesia
sampai saat ini masih menjadi negara yang berkembang. Ilmu pengetahuan dan
perekonomian yang ada di dunia global menjadi tolak ukur sejauh mana negara ini
berkembang. Sayangnya, beberapa masalah perekonomian terutama kemiskinan yang
dirasakan sebagian besar masyarakat Indonesia sulit untuk diselesaikan dan
memperlambat laju pembangunan yang diharapkan untuk tercipta. Pembangunan yang
saat ini menjadi pemikiran adalah membuat suatu pembangunan berkelanjutan dalam
segi perekonomian dengan dibantu oleh program pemerintah untuk menuju Indonesia
yang lebih maju.[1]
Pembangunan memiliki makna
melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Pembangunan yang diharapkan dapat
terlaksanan dengan baik yaitu pembangunan yang berkelanjutan. Menurut Jaya
(2004), pembangunan yang berkelanjutan pada hekekatnya ditujukan untuk mencari
pemerataan pembangunan antar generasi pada masa kini maupun masa mendatang.
Tujuan akhir setiap usaha pembangunan ialah memperlakukan manusia, laki-laki,
perempuan, anak-anak sebagai tujuan, untuk memperbaiki kondisi manusia dan
memperbesar pilihan manusia (Streeten 1995 dalam Luhulima 1998)[2]. Salah satu yang
menjadi bagian dari pembangunan berkelanjutan adalah dimensi manusia atau bisa
juga disebut dengan ‘pembangunan manusia’. Menurut Mahbub ul Haq (1995) dalam
Luhulima (1998), ada empat komponen utama dalam paradigm pembangunan manusia,
yaitu pemerataan atau kesetaraan (equity),
berkelanjutan, produktivitas dan pemberdayaan.
Pelaksanaan dari pembangunan yang
berkelanjutan, menurut Ife dan Tesoriero (2006), sering dihubungkan dengan
pertumbuhan. Namun sebenarnya, hal ini akan memberikan makna keberlanjutan
menjadi lebih lemah karena pertumbuhan yang diharapkan dalam prinsip
keberlanjutan disini adalah dimana sistem-sistem yang berperan harus mampu
dipertahankan dalam jangka panjang[3]. Terkadang
pencarian suatu kemudahan yang membuat pembangunan tidak bertahan menjadi suatu
sistem yang bersifat jangka panjang, tetapi hanya menyelesaikan masalah dengan
cepat untuk masa yang singkat. Paradigma seperti inilah yang membuat banyaknya
pembangunan tidak berjalan untuk menyelesaikan masalah secara mendasar.
Tahapan-tahapan dalam evolusi
dari pembangunan berkelanjutan dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1
Tahapan dalam Konsep Pembangunan
Berkelanjutan
Sumber: Serosa dalam Bunga
Rampai Pembangunan Kota Indonesia dalam Abad 21, Press Release BPS:
Kemiskinan Juli 2009.
Berdasarkan
konsep pembangunan berkelanjutan tersebut, maka indikator
pembangunanberkelanjutan tidak akan terlepas dari aspek-aspek tersebut diatas,
yaitu aspek ekonomi,ekologi/lingkungan, sosial, politik, dan budaya.[4]
II.2. Pembangunan, Kemiskinan, dan Program
Pemerintah
Seperti sudah
disebutkan dalam Bab Pendahuluan, masalah kemiskinan menjadi bagian yang tidak
lepas dari terlaksananya pembangunan. Pembangunan merupakan suatu cara yang
diharapkan dapat memberikan peningkatan kualitas hidup masyarakat untuk
mengurangi kemiskinan yang terjadi. Penyelesaian masalah kemiskinan dengan
melakukan pembangunan ini mendorong pemerintah untuk membuat program yang dapat
mempengaruhi pembangunan salah satunya mengenai kemiskinan.[5]
II.2.1. Pembangunan yang dilakukan di Indonesia
Perjalanan
kemerdekaan Indonesia selama ini selalu penuh dengan pembangunan yang
mengiringinya. Sampai saat inipun pembangunan pasti terus dilakukan sebagai
bentuk pengaruh perkembangan zaman yang ada. Pembangunan di Indonesia yang
diawali pada masa Orde Lama terus berlanjut walaupun dengan berbedanya masa
kekuasaan selanjutnya yaitu Orde Lama yang dilanjutkan dengan masa Reformasi.
Pada masa Orde Lama pembangunan
memang baru dimulai. Penataan akan sistem pembangunan pun mulai sedikit demi
sedikit diarahkan. Namun, keadaan politik mulai terguncang dan stabilitas
negara terganggu akibat masalah yang ada. Pemerintahan pun beralih pada
penguasaan Orde Baru. Sistem pemerintahan pun mulai diarahkan dengan
mencanangkan program pembangunan. Pembangunan yang awalnya memang berjalan baik
dan dirasakan berdampak positif, akhirnya menjadi ladang untuk melakukan
praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Penjalaran selanjutnya berakibat
pada utang luar negeri yang dilakukan kolega-kolega dalam praktek KKN dan juga
pihak swasta yang tidak bertanggung jawab. Akhirnya, utang tersebut
beralih pada rakyat Indonesia. Keadaan ini diperparah dengan peran media massa
dan juga pengawasan ketat dalam hal politik sehingga banyak batasan-batasan
dalam pengetahuan tentang keadaan pemerintahan, sampai akhirnya dimulailah
gerakan reformasi menuntut perubahan yang lebih baik.[6]
Era reformasi pun sampai kini
sedang berlangsung. Perubahan akan sistem pembangunan dilakukan untuk
memperbaiki ketimpangan dalam pemerintahan yang lama. Program-program baru pun
mulai bergulir dan memberikan pengaruh yang berbeda dengan bentuk pemerintahan
yang lebih demokratis.
II.2.2. Kemiskinan dan hubungan eratnya dengan pembangunan
Pembangunan
yang dilakukan dengan KKN dibalik sistemnya yang dilaksanakan pada masa Orde
Baru meninggalkan utang yang perlu dilunasi dan sampai sekarang terus bertambah
jumlahnya. Utang tersebut akhirnya dibebankan kepada rakyat. Kehidupan menjadi
sulit dan merupakan bagian dari dampak kenaikan harga yang terpengaruh oleh
utang yang tinggi serta berakibat pada kemiskinan.
Tabel
1
Jumlah Penduduk Miskin
di Indonesia Menurut Daerah sejak 1996-2008
Tahun
|
Jumlah Penduduk Miskin (Juta)
|
||
Kota
|
Desa
|
Kota+Desa
|
|
1996
|
9,24
|
24,59
|
34,01
|
1998
|
17,60
|
31,90
|
49,50
|
1999
|
15,64
|
32,33
|
47,97
|
2000
|
12,30
|
26,40
|
38,70
|
2001
|
8,60
|
29,30
|
37,90
|
2002
|
13,30
|
25,10
|
38,40
|
2003
|
12,20
|
25,10
|
37,30
|
2004
|
11,40
|
24,80
|
36,10
|
2005
|
12,40
|
22,70
|
35,10
|
2006
|
14,49
|
24,81
|
39,30
|
2007
|
13,56
|
23,61
|
37,17
|
2008
|
12,77
|
22,19
|
34,96
|
Sumber: Dari olahan data hasil
Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) oleh BPS[1]
Grafik
1
Jumlah Penduduk Miskin
di Indonesia Menurut Daerah sejak 1996-2008
(dalam juta penduduk)
Sumber: Dari olahan data hasil
Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) oleh BPS[8]
Pembangunan
pada akhirnya menjadi suatu penyebab awal kemiskinan yang kian meningkat.
Banyak pembangunan tidak memperhatikan keadaan masyarakat sehingga menimbulkan
kemiskinan. Kasus yang biasa terjadi di Indonesia yaitu pembangunan lebih
banyak dilakukan di kota-kota sehingga meningkatkan arus urbanisasi. Menurut
Luhulima (1998), di negara-negara sedang berkembang dana-dana yang terbatas
untuk jasa-jasa sosial cenderung terkonsentrasi di daerah-daerah kota sehingga
menimbulkan suatu lingkaran setan yang berdampak pada kurangnya fasilitas
sosial dan ekonomi di daerah pedesaan.[9]
II.2.3. Program pemerintah sebagai pembangunan untuk mengatasi
kemiskinan
Pemerintah
dalam mengatasi kemiskinan memberikan solusi dengan memberikan program-program
yang sifatnya mendukung dalam pengentasan kemiskinan. Pelaksanaan tersebut
merupakan bentuk kesadaran pemerintah akan kesulitan yang dialami rakyat.
Program bantuan pun digulirkan dengan bantuan departemen-departemen yang
terkait dalam perekonomian serta kesejahteraan masyarakat.
Program-program yang diberikan
terdiri dari berbagai bentuk bantuan dalam berbagai hal. Misalnya beberapa
diantaranya yaitu bantuan pendidikan, pemenuhan kebutuhan pokok, sampai bantuan
uang tunai. Program-program tersebut memiliki sasaran utama masyarakat yang
dikategorikan miskin dan sebagian besar tinggal di daerah kota dan pinggiran
kota. Dalam pelaksanaannya, apabila mengesampingkan beberapa penyimpangan yang
mungkin terjadi, program-program yang dilaksanakan memang cukup memberikan
kemudahan untuk membantu kehidupan masyarakat yang dikategorikan miskin.
Permasalahan pembanguan ekonomi pun dapat diperbaiki dan memberikan jalan
keluar yang baik dalam hal kesejahteraan sosial terutama bagi masyarakat yang
dikategorikan miskin. Seperti yang dinyatakan oleh Basri (2002) bahwa “format
baru pembangunan ekonomi Indonesia tidak boleh lagi memisahkan diantara
keduanya[10],
melainkan harus padu (built in) didalam strategi
dan setiap kebijakan pembangunan.
II.3. Bantuan Langsung Tunai (BLT), Suatu
Solusi Cepat
Kebutuhan
manusia yang tidak terbatas menuntut manusia untuk berusaha mendapatkan apa
yang mereka butuhkan. Bekerja menjadi modal utama untuk membiayai kelangsungan
hidup keluarga dalam memenuhi kebutuhan. Harga-harga yang terus berubah dan
semakin meningkat memperkecil kemampuan rakyat untuk mengkonsumsi barang-barang
kebutuhan dasar. Pemerintah tentunya mengharapkan adanya kesejahteraan sosial
seperti yang disebutkan dalam sila kelima Pancasila. Menurut Basri (2002),
“Kesejahteraan sosial terwujud melalui tercapainya kemakmuran (prosperity)
yang berkeadilan (justice)”. Melalui pernyataan
tersebut, bisa dikatakan bahwa masyarakat miskin belumlah mendapatkan keadilan
dalam hal kemakmuran. Pemenuhan untuk kebutuhan hidup yang sulit mereka
dapatkan merupakan suatu ukuran bahwa mereka belumlah makmur, apalagi dikatakan
sejahtera. Untuk itulah, pemerintah mencanangkan program dalam meningkatkan
kesejahteraan mereka.
II.3.1. BLT sebagai kompensasi kenaikan BBM
Program Bantuan Langsung Tunai
(BLT) mulai digulirkan pada bulan Mei 2008 bagi keluarga yang dikategorikan
miskin. Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) merupakan salah satu solusi
meminimalkan dampak kenaikan harga BBM dengan memberikan subsidi langsung bagi
rakyat miskin.[11]
Subsisdi ini diharapkan dapat membantu rakyat miskin dalam pemenuhan kebutuhan
karena akibat kenaikan BBM tentunya berpengaruh dengan harga kebutuhan pokok.
BLT merupakan salah satu
kebijakan pemerintah dalam mengantisipasi masalah yang mungkin timbul bagi
rakyat miskin. Program ini merupakan instruksi presiden pada tahun 2008.
“Bantuan Langsung Tunai (BLT)
tahun 2008 diberikan berdasarkan Instruksi Presiden No 3 tahun 2008 kepada
Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang masuk dalam kategori sangat miskin, miskin dan
hampir miskin. BLT diberikan dalam rangka kompensasi pengurangan subsidi BBM
(Departemen Sosial, 2008) dengan tujuan untuk (i) membantu masyarakat miskin
agar tetap dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, (ii) mencegah penurunan tarat
kesejahteraan masyarakat miskin akibat kesulitan ekonomi, dan (iii)
meningkatkan tanggung jawab sosial bersama.”[12]
II.3.2. Penggunaan BLT oleh masyarakat
Penyaluran BLT seperti yang
sudah dijelaskan sebagai kompensasi dari kenaikan harga bahan bakar diharapkan
dapat membantu para penerimanya untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Namun,
tidak selamanya penggunaan tersebut tepat seusai apa yang diharapkan oleh
pemerintah. Apalagi, masyarakat yang mendapatkan BLT malahan bukan tergolong
masyarakat miskin. Dalam praktek penyalurannya, masihbanyak kekurangan dalam
penentuan sasaran penerima BLT.
Berikut ini bentuk-bentuk
penggunaan dari BLT berdasarkan hasil survey di Semarang dapat dilihat pada
Gambar 2.
Gambar
2
Sumber: Kajian
Regional Ekonomi Bank Indonesia Triwulan II, 2008
II.4. BLT dalam Model Pembangunan
Berkelanjutan
BLT yang notabenenya berupakan
bantuan, bisa menjadi masalah jika kita melihat dari sisi berkelanjutan bagi
masyarakat yang menerima. BLT yang diberikan seolah-olah menggambarkan bahwa
pemerintah menolong rakyat miskin. Tetapi yang sebenarnya terjadi adalah suatu
bentuk ketergantungan akan bantuan dari pemerintah. Pemberian uang secara
cuma-cuma, memang memberikan kemudahan, namun penggunaan uang yang tidak pada
tempatnya yang mungkin terjadi dapat menjadi masalah baru nantinya. Faktor
keberlanjutan disini diharapkan bahwa masyarakat nantinya dapat tertolong dan
lebih mandiri dengan bantuan yang diberikan. Bukan hanya pemberian bantuan
langsung habis sekali pakai. Belum lagi masalah akan penyaluran yang tidak
tepat sasaran.
Pemberian BLT memberikan
gambaran bahwa masyarakat Indonesia yang tergolong miskin memang masih banyak.
Pembangunan yang dilakukan dapat dilakukan dengan membenahi jumlah masyarakat
miskin. Pemeberian BLT terkait dengan banyaknya masyarakat miskin di Indonesia,
dan masyarakat miskin Indonesia mempunyai kaitan dengan pembangunan
berkelanjutan. Sehingga dapat kita ambil suatu kesimpulan bahwa BLT tentunya
terhubung dengan pembangunan berkelanjutan.
Para penerima BLT tergolong
masyarakat miskin yang sulit memenuhi kebutuhan. Kesulitan ini berarti akan
memberikan pengurangan dalam perhatian masyarakat terhadap lingkungan yang
menjadi aspek penting dalam pembangunan berkelanjutan. Untuk memikirkan
kebutuhan hidup saja sudah sulit, apalagi lingkungannya. BLT belum
menggambarkan masyarakat yang dapat menerima kelayakan dalam hal lingkungan
atau membentuk masyarakat yang peduli lingkungan. Masyarakat berhak untuk
mendapatkan lingkungan hidup yang sehat seperti yang tercantum dalam pasal 5
ayat (1) UUPLH bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup
yang baik dan sehat (Hardjasoemantri, 2001).[13]
Pembangunan berkelanjutan dan hubungannya
dengan BLT dapat dilihat dari segi karakteristik kemampuan dari penerima BLT.
Penerima BLT tergolong masyarakat miskin sehingga mereka sulit untuk lebih
memberi perhatian pada segi lingkungan yang merupakan bagian proses pembangunan
berkelanjutan. Selain itu, program BLT juga belum dapat membuat peningkatan
perekonomian dengan menambah kemampuan berusaha para penerima BLT yang nantinya
berdampak pada pembangunan berkelanjutan yang diinginkan.
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Pembangunan berkelanjutan
merupakan suatu bentuk pembangunan yang memperhatikan aspek jangka panjang dan
berkaitan juga dengan lingkungan. Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan belum
dapat terlihat dalam program BLT. Ini dilihat dari segi penggunaan dana BLT
yang sebagian besar masih untuk konsumsi dan ini berarti masih belum ada
pembangunan dari aspek lingkungan walaupun mungkin sudah ada perubahan dalam
segi pertumbuhan ekonomi. Pemberian BLT juga menandakan bahwa perekonomian
masyarakat Indonesia, khususnya penerima BLT, masih sulit sehingga dalam
pertimbangan untuk memeperdulikan aspek jangka panjang dari pembangunan dan
penggunaan sumber daya masih kurang terperhatikan.
III.2. Saran
Pelaksanaan program pemerintah
merupakan bentuk usaha untuk meberikan kesejahteraan dan keadilan bagi rakyat.
Menurut Basri (2002), “Kesejahteraan sosial terwujud melalui tercapainya
kemakmuran (prosperity) yang berkeadilan (justice)”. Melalui
pernyataan tersebut, bisa dikatakan bahwa masyarakat miskin belumlah
mendapatkan keadilan dalam hal kemakmuran. Pemenuhan untuk kebutuhan hidup yang
sulit mereka dapatkan merupakan suatu ukuran bahwa mereka belumlah makmur,
apalagi dikatakan sejahtera. Dua prinsip tersebut bisa menjadi landasan dalam
pembangunan berkelanjutan, hanya saja dalam pelaksanaan pembuatan kebijakan
hendaknya memperhatikan aspek jangka panjang. Model pembangunan berkelanjutan
harus lebih memiliki peranan dimana lingkungan dan sumberdaya ikut
diperhatikan. Selain itu, sebaiknya bentuk kebijakan BLT diubah kearah yang
lebih menuju bentuk usaha sehingga dapat berkelanjutan dan mengembangkan
kemampuan masyarakat itu sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
[1]
Askar Jaya, “Konsep Pembangunan Berkelanjutan”, sumber http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/09145/askar_jaya.pdf,
diakses tanggal 29 Desember 2009.
[2] Hal ini di
jelaskan dalam kumpulan tulisan berjudul “Dimensi Manusia dalam Pembangunan
Berkelanjutan” yang diterbitkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia tahun
1998 halaman 8.
[3] Ibid., p.9
[4] Jim Ife dan
Frank Tesoriero, “Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di
Era Globalisasi”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, penerbit terjemahan edisi
ke-3 Bahasa Indonesia) hal 93-94.
[5] Press Release
BPS: Kemiskinan Juli 2009, sumber: www.bps.com, diakses tanggal 29
Desember 2009.
[6] Elizabeth
Fuller Collins, “Indonesia Dikhianati”, diterjemahkan oleh Herul Fathony
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), hal. 20-27.
[7] Press Release
BPS: Kemiskinan Juli 2009, sumber: www.bps.com, diakses tanggal 29
Desember 2009.
[8] Ibid.
[9] C.P.F. Luhulima,
“Dimensi Manusia Dalam Pembangunan Berkelanjutan”, editor Carunia Mulya
Firdausy, (Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 1998), hal. 6.
[10] Yang dimaksud
“keduanya” dalam pernyataan tersebut adalah mengenai kesejahteraan sosial yang
dapat dicapai dengan kemakmuran dan keadilan dengan prasyarat demokrasi.
Dijelaskan oleh Faisal Basri, “Perekonomian Indonesia: Tantangan dan Harapan
Bagi Kebangkitan Indonesia”, (Jakarta: Erlangga), hal. 113
[11] Kajian ekonomi
regional, “Ringkasan Eksekutif Survei Efektivitas Bantuan Langsung Tunai (BLT)
Di Kota Semarang”, sumber : http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/F6118BA1-4302-4BE9-B1F6-7A09EF39137B/14300/Boks4BLT.pdf,
hal.1
[12] Kajian ekonomi
regional, “Ringkasan Eksekutif Survei Efektivitas Bantuan Langsung Tunai (BLT)
Di Kota Semarang”, sumber : http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/F6118BA1-4302-4BE9-B1F6-7A09EF39137B/14300/Boks4BLT.pdf,
hal. 2
[13] Koesnadi
Hardjasoemantri, “Perguruan Tinggi dan Pembangunan Berkelanjutan”, (Direktoran
Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, 2001), hal. 73
hehe., bacanya kepanjangan jadi ngos2an deh aku., lam kenal ya., :D
BalasHapuskunjungan pertama kesini., mantabh gan infonya.,
BalasHapusreina @ ia salam kenal juga sobat, senang anda mampir
BalasHapusdjawa @ makasih gan.
makasih masss...
BalasHapusbuat bantu saya tugas dikiittt.... :)
salam kenal ya mas...