Arus Bolak-Balik (Alternating Current / AC)

resistor akan se-phasa dengan bentuk gelombang arus-nya. Lebih sederhana-nya, tegangan dan arus yang melewati pada rangkaian AC memiliki phasa yang sama. Jika digambarkan dalam diagram phasor, maka arus (I) ke arah sumbu 'X' positif (kanan) dan tegangan juga ke arah sumbu 'X' positif (kanan). Perhatikan gambar hasil plot dari simulasi tegangan dan arus yang melewati resistor pada rangkaian AC berikut ini.


Reaktansi Induktif
Berbeda dengan rangkaian AC resitif dimana arus dan tegangan se-phasa, pada rangkaian AC induktif phasa tegangan mendahului 90° terhadap arus. Jika digambarkan diagram phasor-nya maka arus mengarah ke sumbu ‘X’ positif (kanan) dan tegangan mengarah ke sumbu ‘Y’ positif (atas) seperti yang diilustrasikan oleh gambar.
XL = 2 ∙ π ∙ f ∙ L
Dimana :XL = Reaktansi induktif (Ohm / Ω)
π= Pi ≈ 3,14
f= Frekuensi (Hertz / Hz)
L= Induktansi (Henry / H)
Contoh:
Tentukan reaktansi induktif jika diketahui frekuensi rangkaian AC 50Hz, dan induktansi induktor 1H.
Jawab:
- XL = 2 ∙ π ∙ f ∙ L
- XL = 2 ∙ 3,14 ∙ 50 ∙ 1
- XL = 314 Ω
Jawab:
- I = V / XL
- I = 50 / 314
- I = 0,16A
Reaktansi induktif berbanding lurus terhadap frekuensi, jika frekuensi meningkat maka reaktansi induktif juga akan meningkat atau membesar dan begitu juga sebaliknya.

Reaktansi Kapasitif
Ketika arus dan tegangan melewati kapasitor pada rangkaian AC, phasa arus mendahului 90° phasa tegangan. Jika digambarkan diagram phasor-nya maka arus (I) ke arah sumbu 'X' positif (kanan) dan tegangan ke arah sumbu 'Y' negatif (bawah).

XC = Reaktansi kapasitif (Ohm / Ω)
π= Pi ≈ 3,14
f= Frekuensi (Hertz / Hz)
C= Kapasitansi (Farad / F)
Contoh:
Tentukan reaktansi kapasitif (XC) jika diketahui frekuensi rangkaian AC 50Hz, dan kapasitansi kapasitor 10uF.
Jawab:
- XC = 1 / (2 ∙ π ∙ f ∙ C)
- XC = 1 / (2 ∙ 3,14 ∙ 50 ∙ 10x10-6)
- XC = 1 / 0,00314 •XC = 318Ω
Jawab:
- I = V / XC
- I = 50 / 318
- I = 0,16A
Reaktansi kapasitif berbanding terbalik terhadap frekuensi, jika frekuensi meningkat maka reaktansi kapasitif akan menurun dan begitu juga sebaliknya.

Impedansi
Impedansi merupakan total dari resistansi dan reaktansi komponen pada suatu rangkaian AC. Impedansi disimbolkan oleh huruf kapital ‘Z’ dan dihitung dalam satuan Ohm (Ω). Dalam matematika impedansi rangkaian R, L, C yang dirangkai seri dituliskan dalam bentuk persamaan:
Z = Impedansi (Ohm / Ω)
R = Resistansi (Ohm / Ω)
XL = Reaktansi induktif (Ohm / Ω)
XC = Reaktansi kapasitif (Ohm / Ω)
Contoh:
Diketahui V = 50VAC, R = 10Ω, XL = 5Ω, XC = 10Ω tentukan impedansi rangkaian jika R, L, C dirangkai seri?
Jawab:
- Z = √ (R2 + (XC - XL)2)
- Z = √ (102 + (10 - 5)2)
- Z = √ (125)
- Z = 11,2 Ω



ZT = Impedansi total (Ohm / Ω)
VT = Tegangan total (Volt / V)
IT = Arus total (Ampere / A)
Untuk mencari arus total (IT) pada R-C-L paralel digunakan persamaan berikut ini.

IT = Arus total (Ampere / A)
IR = Arus yang melewati resistor (Ampere / A)
IC = Arus yang melewati kapasitor (Ampere / A)
IL = Arus yang melewati induktor (Ampere / A)
Contoh:
Sebuah rangkaian R-L-C paralel dimana R = 100Ω, XL = 5Ω, XC = 8Ω dan dihubungkan dengan tegangan 120VAC, hitung arus total (IT) dan impedansi rangkaian (ZT)?
Jawab: Untuk mencari IR, IL, dan IC gunakan persamaan hukum ohm:
- IR = V / R = 120 / 100 = 1,2A
- IL = V / XL = 120 / 5 = 24A
- IC = V / XC = 120 / 8 = 15A
Untuk IT :
- IT = √ (IR 2 + (IL - IC)2)
- IT = √ (1,2 2 + (24 - 15)2)
- IT = √ (1,2 2 + 92)
- IT = √ 82.44
- IT = 9A
Untuk ZT :
- ZT = V / IT
- ZT = 120 / 9
- ZT = 13,33Ω
Sumber Referensi
- DOE Fundamentals Handbook Electrical Science Volume 3 of 4, U.S. Department of Energy Washington, D.C. 20585.
- Electrical and Electronic Principles and Technology, Third Edition, John Bird, Elsevier Ltd, 2007.
- Lesson In Electric Circuits, Volume II - AC, Tony R. Kuphaldt.
- Alternating Current, Wikipedia.
0 comments:
Posting Komentar